Intensitas dan beban latihan dapat diukur dengan cara melihat? Denyut nadi Pernapasan Kondisi tubuh Tingkat emosi Banyak tidaknya keringat yang keluar Jawaban yang benar adalah A. Denyut nadi. Dilansir dari Ensiklopedia, intensitas dan beban latihan dapat diukur dengan cara melihat Denyut nadi. [irp] Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Denyut nadi adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban B. Pernapasan adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. [irp] Menurut saya jawaban C. Kondisi tubuh adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban D. Tingkat emosi adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. [irp] Menurut saya jawaban E. Banyak tidaknya keringat yang keluar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah A. Denyut nadi. [irp] Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.Caralain untuk menjalankan benchmark adalah dengan memainkan game dan melihat seberapa baik performa mereka. Alat pemantauan frame rate seperti Fraps secara aktif menampilkan FPS Anda di sudut layar saat Anda bermain, dan dapat digunakan untuk mengukur frame rate rata-rata dalam bagian spesifik dari game, atau selama keseluruhan sesi permainan.
1. Pengertian Volume Latihan Volume latihan didefinisikan sebagai jumlah sesi pelatihan setiap minggu Gadzic, 2009. Mengacu pada pengertian yang disampaikan oleh Gadzic, volume latihan juga dapat disebut dengan istilah frekuensi latihan. Frekuensi diartikan sebagai seberapa sering suatu aktivitas tertentu dilakukan. Frekuensi juga dapat dinyatakan dalam beberapa cara yaitu, dalam berapa kali sehari, seminggu, sebulan, atau setahun suatu aktivitas dilakukan Bandmann, 2008. Frekuensi berolahraga menyatakan seberapa sering aktivitas fisik untuk memperoleh atau menjaga kebugaran Kilpatrick, Hebert, Bartholomew, 2005. Menurut Digelidis, Della, dan Papaioannou 2005, frekuensi berolahraga adalah komponen kuantitatif dari partisipasi olahraga. Frekuensi olahraga adalah banyaknya waktu yang digunakan untuk berolahraga. Frekuensi latihan menurut Shepherd 2007 didefinisikan sebagai jumlah waktu seseorang dalam berlatih selama satu periode latihan tertentu. Secara khusus, volume latihan didefinisikan sebagai prasyarat kuantitatif yang diperlukan untuk teknik, taktik, dan khususnya pencapaian fisik yang tinggi Bompa, 1994. Volume latihan tidak hanya merujuk pada durasi latihan saja. Bompa 1994, mengemukakan bahwa volume latihan juga merujuk pada jumlah total aktivitas yang dilakukan ketika latihan. Volume latihan dapat juga dikatakan sebagai jumlah pekerjaan yang dilakukan selama latihan atau satu fase latihan Bompa, 1994. Selain itu, Shepherd 2007 mengemukakan bahwa volume latihan adalah jumlah latihan yang termuat dalam satu sesi atau periode sebuah latihan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa volume latihan adalah jumlah atau besarnya aktivitas latihan yang dilakukan dalam satu periode yang dapat dilihat berdasarkan jumlah latihan yang termuat dalam satu sesi dan waktu yang dihabiskan untuk berlatih baik dalam jam atau hari. 2. Tipe Volume Latihan Volume latihan dibagi ke dalam dua tipe Bompa, 1994, antara lain a. Volume Relatif Volume relatif adalah total waktu yang digunakan oleh sekelompok atlet atau tim selama satu fase latihan tertentu. Volume relatif biasanya dihitung dengan melihat total waktu latihan satu tim, sehingga jarang sekali memiliki nilai individual. b. Volume Absolut Volume absolut adalah ukuran dari jumlah latihan yang dilakukan oleh atlet secara individual tiap unit latihan. Volume absolut biasanya dinyatakan dalam satuan menit. 3. Komponen Volume Latihan Terdapat komponen-komponen yang termasuk dalam volume latihan. Menurut Bompa 1994, komponen-komponen tersebut antara lain a. Waktu atau durasi selama latihan b. Jarak atau beban angkatan tiap unit latihan c. Jumlah repetisi atau pengulangan latihan atau elemen teknis yang dilakukan selama satu sesi latihan Ketika istilah volume latihan digunakan maka jumlah atau banyaknya pelajaran atau komponen teknis yang diperoleh selama latihan dan banyaknya waktu jam dan hari harus ditentukan sebelumnya. Terdapat standar latihan yang ditetapkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal Keteyian dan Schairer dalam Lawless, 2011. Keteyian dan Schairer dalam Lawless, 2011 menyatakan bahwa standar tersebut ditentukan berdasarkan jenis olahraga, yaitu aerobik dan anaerobik. Latihan aerobik baik apabila dilakukan sebanyak empat sampai lima hari dalam satu minggu sedangkan latihan anaerobik dilakukan sebanyak satu sampai dua hari Keteyian dan Schairer dalam Lawless, 2011. Selain itu, penyusunan menu latihan memiliki dasar yang perlu diperhatikan. Apabila beban latihan tinggi maka durasi dan jumlah repetisi disusun lebih rendah Bompa, 1994; Keteyian dan Schairer dalam Lawless, 2011. 4. Pengukuran Volume Latihan Secara sederhana, volume latihan diukur dengan melihat frekuensi latihan seseorang. Frekuensi latihan oleh beberapa peneliti hanya diukur dengan menanyakan kepada responden tentang berapa kali dalam satu minggu seorang berolahraga Kilpatrick, Hebert dan Bartholomew, 2005; Digelidis, Della, dan Papaioannou, 2005. Berbeda dengan peneliti sebelumnya, Kavussanu dan Mc Auley 1995 memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan frekuensi berolahraga yang terdiri dari 4 aitem yaitu, berapa kali dalam satu minggu responden berolahraga, rata-rata durasi berolahraga, tipe olahraga yang dilakukan serta berapa bulan atau tahun responden sudah berolahraga. Secara umum pelatih terkadang menggunakan dua indikator sebagai alat ukur untuk mengukur atau mengevaluasi volume latihan yaitu, waktu yang dihabiskan dan jarak yang ditempuh selama latihan dalam satu sesi. Misalnya pada olahraga lari, seorang atlet mampu menempuh jarak 12 km dalam 1 menit Bompa, 1994. Pengukuran volume latihan akan lebih akurat apabila diukur dengan melihat setiap satuan unit pengukuran saja Bompa, 1994. Menurut Bompa 1994, untuk memilih satuan unit yang akan diukur dapat mempergunakan jenis olahraga sebagai dasar dalam menentukan, misalnya a. Lari, bersampan, cross-country skiing, dan mendayung dapat menggunakan jarak sebagai alat ukur, sehingga sejauhmana jarak yang dapat ditempuh menjadi hasil pengukuran. b. Angkat beban dan latihan dengan beban dapat menggunakan berat atau beban yang digunakan selama latihan. Hasil pengukuran dapat dinyatakan dengan ukuran kilogram. c. Tinju, gulat, judo, senam, dan olahraga tim menggunakan alat ukur waktu untuk menghitung volume latihan. Shepherd 2007 juga mengemukakan cara mengukur volume sebuah latihan yaitu dengan melihat waktu, jumlah pengulangan materi latihan dan jumlah beban latihan. Berdasarkan uraian di atas, pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat waktu yang digunakan seorang mahasiswa-atlet untuk berlatih. Waktu latihan mencakup banyaknya jam dan hari yang dignakan untuk berlatih. Hal ini dipilih karena waktu biasanya digunakan sebagai dasar penetapan standar latihan Keteyian dan Schairer dalam Lawless, 2011. Selain itu, telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk mendapatkan hasil yang akurat dapat dilakukan dengan hanya mengukur setiap unit latihan saja. Hal ini membuat peneliti juga membatasi jenis olahraga yang akan diteliti. Penelitian ini akan meneliti jenis olahraga tim seperti, bola basket, voli, sepak bola, dan futsal. 5. Efek Volume dan Frekuensi Latihan yang Tinggi Volume latihan yang tinggi memiliki pengaruh terhadap tubuh seseorang Mujika, 1998; Murlasits, Reed, Wells, 2012. Pengaruh tersebut antara lain a. Peningkatan VO2 max maximal oxygen uptake b. Peningkatan fungsi jantung c. Peningkatan kesehatan jasmani dan performansi d. Penurunan ketegangan terkait dengan peredaran darah e. Peningkatan massa otot dan kekuatan fisik Volume latihan yang tinggi juga memiliki dampak negatif, yaitu munculnya sindrom overtraining. Overtraining adalah kondisi yang tidak seimbang antara beban latihan volume dan intensitas dengan pemulihan setiap individu Bandyopadhyay, Bhattacharjee, dan Sousana, 2012; Mackinnon, 2000. Overtraining memiliki beberapa dampak bagi atlet Mackinnon, 2000; Ghasemnezhad, 2011. Dampak tersebut antara lain a. Menimbulkan kelelahan dalam diri atlet b. Tidak mampu menampilkan performansi terbaik ketika latihan dan dalam kompetisi c. Mengalami gangguan imunitas dan gangguan fisik yang lain, seperti gangguan tidur dan gangguan makan d. Pada mahasiswa yang juga berperan sebagai atlet, overtraining mengakibatkan muncul perasaan enggan bersekolah dan merasa tidak mampu untuk mengejar ketertinggalan dalam hal akademik.
93w7N.