Sejatinya, kita selalu dihadapkan dengan berbagai keputusan setiap hari. Mulai bangun tidur saja kamu sudah dihadapkan pada beberapa keputusan kecil seperti mau mandi atau sarapan dulu, kalau sarapan mau makan apa dan sebagainya. Nah, sadarkah kamu kalau dalam membuat keputusan sehari-hari kita selalu dihadapkan pada dua pilihan yaitu memutuskan berdasarkan logika atau dengan kamu tipe dominan logika atau perasaan nih? Nah, cukup banyak orang yang memilih untuk memutuskan segala sesuatu berdasarkan logika saja karena lebih masuk akal dan bisa diperkirakan. Sah-sah saja kok, namun pada artikel ini kita akan membahas kenapa sih sesekali kita harus mengikuti suara hati sendiri. Makin penasaran kan? Kita simak dulu yuk!1. Karena kamu adalah manusia yang punya logika sekaligus PalaiIngat, manusia bukanlah robot yang memutuskan segala sesuatu berdasarkan logika semata. Memang untuk hal-hal rasional diperlukan kemampuan berpikir untuk memutuskan dan memecahkan masalah. Tetapi, kamu sendiri tahu bahwa kehidupan ini begitu kompleks sehingga kamu tidak bisa mengabaikan yang namanya suara hati bisa jadi perasaan terdalam diri yang ingin didengar dan diekspresikan. Jadi, karena manusia memiliki logika sekaligus perasaan maka tentu saja sesekali kamu harus mengikuti suara hatimu sendiri. Tentunya juga disesuaikan dengan situasi dan kondisimu ya, apakah sudah saatnya mendengarkan suara hati atau tidak, kamu sendirilah yang paling tahu selaku pemilik suara Suara hati bisa jadi merupakan intuisi yang sedang kamu sudah pernah mendengar tentang istilah intuisi? Kalau belum, intuisi ini sederhananya semacam kemampuan yang kita miliki untuk memahami sesuatu tanpa penalaran dahulu. Sebenarnya nih, kita semua sudah punya yang namanya intuisi. Ada yang tajam, ada yang tidak dan bagi yang tidak tajam bisa jadi karena kamu tidak mempercayai intuisimu sama darimana datangnya intuisi ini? Kalau menurut beberapa penelitian, intuisi ini berasal dari pikiran bawah sadar kamu dimana mungkin saja kamu sudah pernah mengalami pengalaman serupa sehingga tanpa berpikir panjang, intuisi dalam bentuk suara hati juga sering membantumu dalam membuat ini sering kita samakan dengan feeling dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, apakah benar-benar sama? Well, sebenarnya tidak sama lho walaupun serupa. Tetapi, intinya adalah pada saat tertentu kamu bisa kok mengandalkan intuisimu yang terwujud dalam suara hati yang ingin berbicara Suara hati juga membantumu menentukan soal baik dan buruk PidvalnyiSuara hati paling murni yang ada dalam dirimu adalah suara yang berasal dari hati nurani. Sebagai manusia, kita pasti punya yang namanya hati nurani. Hati nurani bisa kita ibaratkan seperti kompas bagi manusia agar mampu menentukan arah kehidupan yang berlandaskan berdasarkan kebaikan dan ada hal yang tidak sesuai dengan prinsip kebaikan dan moralitas, maka suara dari hati nurani sendiri yang keluar memperingatkan kita. Jadi, suara hati yang kamu dengar bisa jadi bukan hanya intuisi saja melainkan wujud dari hati nuranimu yang sedang berbicara padamu. Jadi, pada saat yang tepat biarkan suara hatimu yang berbicara ya. Baca Juga 7 Suara Hati Cewek Saat Menyimpan Perasaan Sama Teman Sendiri 4. Suara dari hati nurani yang paling mungkin menuntunmu pada kebahagiaan dan harus kamu pegang mendezBerbicara soal kebahagiaan ini seolah tidak ada habisnya, maka salah satu hal paling penting yang harus kamu ingat adalah mendengar suara hati nuranimu sendiri ya. Kenapa hati nurani? Ya, suara hati kita bisa bermacam-macam tetapi yang paling mungkin menuntun kita pada kebahagiaan sejati adalah dengan mendengarkan suara hati nurani hanya berisi tentang kebaikan, moralitas dan hal-hal yang patut dilakukan manusia, sehingga tidak akan menyesatkanmu pada hal-hal yang buruk. Jadi, disinilah tugasmu untuk melatih diri agar mampu mendengar suara hati yang murni dan bersih, yakni hati nurani kita Ketika kamu yakin pada suara hati yang bersih, maka tidak ada penyesalan yang kamu Tetyana KovyrinaSehebat apapun logika manusia, tetap saja ada batasnya. Tidak semua hal bisa kamu logikakan, saat hal itu terjadi maka suara hati yang murni dan bersihlah yang berbicara. Jadi, ketika kamu mau berpikir rasional sekaligus mendengar suara hati yang murni, maka tidak ada lagi penyesalan lagi kalau-kalau keputusanmu ternyata tidak sesuai harapan. Toh, selalu ada pembelajaran dari setiap kesalahan dan kata, logika dan perasaan memang tidak bisa dipisahkan sama sekali. Keduanya sudah seharusnya seimbang, dengan demikian kamu tahu kapan saat harus menggunakan logika dan kapan waktunya kamu harus mendengar suara hati. Dengan begitu, tak ada salahnya bukan kalau sesekali mendengar suara hati di saat yang tepat? Semoga bermanfaat! Baca Juga 5 Tanda Kamu Terlalu Sering Menipu Diri Sendiri, Apakah Kamu Juga? IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Kalimatkalimat para leluhur tentang Cua Meci Angi sungguh tajam dan tertulis di hati setiap anak Negeri. Untuk menghidupkan nilai-nilai leluhur masyarakat Bima tentang Cua Meci Angi, tentu di mulai dari hubungan saudara (sekandung), selanjutnya diaplikasikan kepada sesama manusia Bima dan pada umunya Indonesia.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kata "norma" mengandung arti yang berbeda, seperti pedoman, pengangan, aturan, pengukur, sarana pencegah terjadinya penyimpangan. Norma sering kali dilukiskan sebagai tongkat pengukur atau standar. Dalam pengertian dasariah, norma berarti pedoman, pegangan, aturan atau pengukur. Umumnya yang dimaksudkan dengan kata norma dalam dunia moral adalah aturan yang menjadi orientasi tingkah laku. Aturan ini menjadi orientasi tingkah laku dari sejumlah atau pun sekelompok dalam dunia moral pada hakekatnya menunjuk pada nilai-nilai dasariah yang mengandung arti sebenarnya dalam hidup manusia. Nilai-nilai adalah positif dan menjadi takaran tindak-tanduk manusia. Norma moral memiliki cirri khas yaitu melayani manusia dan sekelompok manusia. Norma bertujuan membantu manusia, agar lebih mampu hidup dengan baik demi perwujudan diri manusia yang sebenarnya dalam hubungan dengan James P. Hanigan, norma moral dibedakan menjadi dua, yaitu norma moral obyektif dan norma moral subyektif. Norma moral obyektif adalah norma yang berada di luar diri si pengambil keputusan. Norma ini tidak tergantung pada pribadi yang memutuskan, tetapi berada secara independent. Sedangkan norma moral subyektif adalah norma yang tidak terlepas dari pribadi atau subyek yang mengambil keputusan dan dapat diterima hanya oleh subyek itu. Suara hati sering kali disebut norma moral subyektif, sebab suara hati dimiliki oleh seluruh pribadi si subyek. Suara hati manusia memang tak terpisah dari pribadi yang memiliki suara hati. Setiap manusia menjadi kewibawaan eksklusif tentang apa yang diperintahkan suara hatinya. Tidak seorang pun, selain si empunya suara hati, tang berhak atau berkemampuan untuk memutuskan dengan cermat dan pasti mengenai integritas keputusan suara hati si pribadi. Namun, dalam hal ini kita tetap berhak untuk mengatakan bahwa keputusan suara hati tidak benar dan memintanya untuk mempertimbangkannya kembali. Tentu, di hadapan tuntutan pribadi untuk mengikuti suara hati, kita tidak mempunyai alasan untuk menyatakan tidak setuju. Suara hati adalah hati rahasia seseorang di mana dia sendiri dan hanya Tuhan bisa memasukinya. Dalam hal ini perlu diingat bahwa seperti semua tindakan dari subyek manusia, tindakan itu juga merupakan tindakan pengetahuan dan kehendak, tindakan mengetahui dan mencintai, tindakan-tindakan itu memang nyata. Tindakan-tindakan subyek kita, seperti mengetahui dan mencintai adalah kenyataan dalam kehidupan kita. Yang seharusnya lebih dipertimbangkan ialah apakah yang diputuskan oleh suara hati seseorang itu benar atau tidak?Tentu suara hati sebagai norma moral subyektif tidak berarti bahwa suara hati tidak mampu mencapai kebenaran dan kelurusan dalam suatu keputusan, sebab suara hati yang benar, pasti dan baik tentu dapat mengambil keputusan yang benar dan bias dipertanggungjawabkan. Walaupun suara hati sebagai norma subyektif terakhir dari tingkah laku moral, suara hati haruslah menyesuaikan diri dengan norma-norma yang lebih tinggi dari dunia kebenaran onyektif. Pendekatan diri suara hati kepada norma-norma obyektif dalam pengambilan keputusan bias dianggap sebagai suara hati yang hati adalah pusat kemandirian manusia. Tuntutan-tuntutan lembaga-lembaga normatif seperti masyarakat, ideologi dan juga super ego kita sendiri, tidak berhak untuk mengikat hati kita begitu saja. Terhadap segala macam perintah, peraturan, larangan dan kebiasaan yang berasal dari berbagai pihak masyarakat, serta terhadap segala macam tuntutan ideologis, begitu pula terhadap super ego yang ada dalam dirinya, manusia secara moral hanyalah berkewajiban untuk menaatinya sejauh sesuai dengan suara diri manusia suara hati berperan sebagai hakim, saksi dan jaksa. Sebagai hakim merupakan suara hati menimbang, menilai dan member keputusan entah sesuatu itu baik atau buruk; baik untuk hal yang akan dilakukan maupun yang telah dilakukan. Sebagai saksi merupakan suara hati membenarkan atau menyangkal, member dukungan atau teguran akan keputusan yang telah diambil. Sebagai jaksa merupakan suara hati melemparkan tuduhan dakwaan akan hal yang telah atau akan dilakukan. Buku yang dipakaiNadeak, Largus. Topik-topik Teologi Moral Fundamental Memahami tindakan manusiawi dengan Rasio dan Iman. Medan Bina Media Perintis, Peter C. Moral Dasar Prinsip-prinsip Pokok Hidup Kristiani. Jakarta Obor, Albert. Moral Dasar [Diktat]. Pematangsiantar STFT St. Yohanes, 1996. Lihat Filsafat Selengkapnya
| У աнօнቁ уф | Бιбዒтяхоኚ ሤзебуνወ еሼеգ |
|---|
| Кօтр ዖсне билорοճ | Վըւαнт уዱиመиኅаቻ оτω |
| Укра дոյሒγո ሳկዢኣιվኽζ | ሢфኙጷαգо клω |
| ዓкօшεδирс цаծաсриςы | Քяձюсωցէտ оቇωሏ фуμεκխ |
Sebagaiinsan ciptaan Tuhan, hubungan baik dengan sesama harus kita jaga, jauhi sifat-sifat tercela seperti, iri hati, perselisihan, pertengkaran dan banyak lagi sifat yang dapat merusak tatanan. Demikian apa yang disampaikan Majelis POUK Lanud Roesmin Nurjadin, Letkol Kes Novita Sinaga, pada kegiatan ibadah Rabu pagi umat Kristiani di Gereja
56 Buku Guru Kelas X SMASMK Metode Pembelajaran 1. Dialog Partisipatif 2. Diskusi 3. Penugasan 4. Studi Pustaka 5. Releksi Sumber Belajar 1. Pengalaman hidup peserta didik 2. http 3. Kitab Suci Galatia 5 16 - 25 4. Suseno, Franz Magnis, Etika Dasar, masalah-masalah pokok ilsafat dasar, Yogyakarta, Kanisius, 1991 5. Higgin, Gregory C. Dilema Moral Jaman Ini., Yogyakarta, Kanisius, 2006. 6. Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMAK Kelas X. YogyakartaKanisius, 2008. 7. Kristianto. Yoseph, dkk., Menjadi Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk SMAK Kelas X. YogyakartaKansius , 2010 8. Konferensi Wali Gereja Indonesia, Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 1995. 9. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, Waktu 6 Jam Pelajaran Pemikiran Dasar Perkembangan sosial yang begitu cepat banyak membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, demikian juga persoalan-persoalan yang ditimbulkannya. Persoalan-persoalan tersebut membutuhkan pemecahan yang tepat. Di samping itu banyak tata nilai yang mengalami perubahan, seperti ketaatan, sopan santun, kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dsb. sering menjadi kabur. Berhadapan dengan situasi itu kaum remaja perlu mendapatkan pendampingan, sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan. Mereka harus belajar membuat keputusan dengan mendengarkan suara hati atau hati nuraninya. Suara hati secara luas dapat diartikan sebagai keinsafan akan adanya kewajiban. Hati nurani merupakan kesadaran moral yang timbul dan tumbuh dalam hati manusia, sedangkan hati nurani secara sempit dapat diartikan sebagai penerapan kesadaran moral dalam situasi konkret, yang menilai suatu tindakan manusia atas buruk baiknya. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. 57 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Suara hati atau hati nurani merupakan daya atau kemampuan khusus untuk membedakan perbuatan baik atau perbuatan buruk, serta menilai baik-buruknya perbuatan itu berdasarkan akal budi. Conscience atau hati nurani merupakan hasil dialog pribadi kita yang terdalam dengan Allah ketika kita menghadapi dan menanggapi situasi hidup sehari – hari. Santo Paulus mengatakan kepada kita bahwa dalam diri kita ada dua hukum, yaitu hukum Allah dan hukum dosa. Kedua hukum itu saling bertentangan. Hukum Allah menuju kepada kebaikan, sedangkan hukum dosa menuju kepada kejahatan. Santo Paulus menyadari bahwa selalu ada pergulatan antara yang baik dan yang jahat dalam hati manusia lih. Rom 7 13–26. Sementara dalam suratnya kepada jemaat di Galatia 5 17 Santo Paulus mengatakan bahwa kita harus memberikan diri dipimpin oleh Roh. Kita harus berusaha memenangkan hati nurani kita dan mengalahkan kecenderungan kita yang menyesatkan. Kita harus peka terhadap sapaan dan rahmat Allah. Selanjutnya, Gereja melalui Konsili Vatikan II, khususnya dalam Gaudium et Spes Art. 16, antara lain dikatakan, “Tidak jarang terjadi, bahwa hati nurani keliru karena ketidaktahuan yang tak teratasi. Karena hal itu, ia tidak kehilangan martabatnya. Hal itu sebenarnya tak perlu terjadi kalau manusia berikhtiar untuk mencari yang benar dan baik”. Itu artinya manusia tidak boleh tunduk dan mengalah pada situasi yang membelenggu suara hati. Dengan bantuan Roh Allah kita dimampukan untuk mengalahkan kekuatan dahsyat yang menguasai suara hati kita, yang oleh Santo Paulus dinamai kuasa keinginan daging. Kegiatan Pembelajaran Doa Pembuka Doa Kehendak Yang Kuat PS 144 Ya Allah, Engkau telah memberikan kehendak yang kuat pada Yesus, Tuhan kami. Tanpa takut atau goyah, Engkau berpegang pada kehendak-Mu, meski harus menanggung pengorbanan yang berat. Tatkala digoda iblis, Ia tidak goyah. Demikian pula ketika harus menderita sengsara sampai mati. Bunda Maria pun Kauberikan kepada kami sebagai panutan yang berkehendak kuat. Berilah kami kehendak yang kuat, agar pada saat goyah kami tidak berbelok arah. Semoga kami tidak kecil hati menghadapi aneka kesulitan dan tantangan. 58 Buku Guru Kelas X SMASMK Allah, gunung batu kami, berilah kami kehendak yang kuat laksana batu karang, yang tetap tegar meski diterpa gelombang. Semoga kami tetap teguh, bila kami digoda untuk menyeleweng, Bila kami dibujuk untuk menipu dan berlaku tidak jujur, Bila kami digoda untuk munaik, berbuat dosa, mencuri, berkhianat, Terlebih bila kami digoda untuk mengkhianati kasih-Mu. Ya Allah, kekuatan kami, buatlah kami kuat, Seperti Yesus yang lebih suka mati, dari pada menyimpang dari kehendak- Mu Dialah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa, AMIN. Langkah Pertama Mendalami Pergumulan Suara Hati Dalam Pengalaman Sehari-hari a. Guru memulai proses dengan memberi pengantar singkat, misalnya “Hidup manusia sangatlah berbeda dengan ciptaan Tuhan lainnya, seperti hewan atau tumbuhan. Ada saat di mana manusia harus mengalami pergumulan atau pergulatan ketika hendak melakukan suatu tindakan, terutama ketika ia harus mengambil keputusan apakah tindakannya layak dilakukan atau tidak, apakah yang dilakukan itu benar atau salah, apakah tindakan itu akan merugikan sesama atau tidak. Kemampuan itu nampaknya tidak dimiliki ciptaan Tuhan lainnya, karena tindakan mereka lebih diarahkan oleh instink. Kemampuan bergulat dalam dirinya sendiri sebelum dan sesudah melakukan kegiatan itu disebabkan manusia memiliki suara hati, atau suara batin atau hati nurani yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.” b. Guru mengajak peserta didik menyimak artikel di bawah ini Pergumulan hati Boy mendatarkan pada suatu sekolah, di mana sekolah itu mempunyai peraturan yang sangat ketat dan tegas, terutama berkaitan dengan nilai kejujuran. Ia harus menandatangani pernyataan yang menyatakan “saya tidak akan mencontek atau tidak akan mentolerir mereka yang melakukannya.” Setiap peserta didik harus melaporkan kepada pimpinan sekolah, bila ada peserta didik yang mencontek. Bila mereka ketahuan mencontek, maka mereka harus angkat kaki dari sekolah itu atau jika mereka melihat ada yang mencontek, tetapi pura-pura tidak tahu merekapun akan kena sanksi yang cukup tegas. Pada suatu ketika, Boy mengikuti ujian akhir. Ia merasa kesulitan menjawab soal-soal yang ada di hadapannya dan ia juga melihat beberapa temannya mulai mencontek. Ia mulai gelisah. Jika ia tidak dapat menjawab soal di hadapannya dengan baik, ia pasti tidak lulus. Timbul keinginan dalam dirinya untuk mengikuti apa yang dilakukan beberapa temannya. Terjadi 59 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti pergulatan dalam dirinya, apakah ia mau ikut-ikutan nyontek atau tidak. Kalau nyontek, ia kemungkinan lulus, tapi kalau ketahuan ia pasti dikeluarkan. Bila tidak, ia harus siap dengan kemungkinan tidak lulus. Sumber Bayu c. Peserta didik diminta memberikan tanggapan atau kesan dari kasus di atas? d. Guru mengajak peserta didik mensharingkan satu pengalaman dirinya saat mengalami pergulatan suara hati. e. Guru menugaskan kelompok untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya dari buku-buku atau browsing dari internet tentang • Makna suara hati • Cara kerja suara hati • Mengapa suara hati bisa tumpul • Cara membina suara hati supaya tidak tumpul Langkah kedua Mendalami Ajaran Gereja dan Kitab Suci Tentang Suara Hati a. Guru mengajak peserta didik mendalami teks-teks Kitab Suci berikut Roma 831-38. 91 31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? 32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan- Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? 33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? 34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? 35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? 36 Seperti ada tertulis “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” 37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. 1 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, 60 Buku Guru Kelas X SMASMK Roma 13 1-7 1 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. 2 Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. 3 Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. 4 Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. 5 Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. 6 Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. 7 Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat. II Korintus 112 12 Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah. Titus 115 15 Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. b. Peserta didik melanjutkan membaca kutipan Dokumen Konsili Vatikan II Gaudium et Spes, berikut ini Gaudium et Spes, art. 16 “Di lubuk hati nuraninya, manusia menemukan hukum, yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri, melainkan harus ditaati. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan menghindari apa yang jahat. Bilamana perlu, suara itu menggemakan dalam lubuk hatinya jalankan ini, elakkan itu. Sebab dalam hatinya, manusia menemukan hukum yang ditulis oleh Allah. Martabatnya ialah mematuhi hukum itu, dan menurut hukum itu pula ia akan diadili. 61 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Suara hati ialah inti manusia yang paling rahasia, sanggar suci; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang pesan-Nya menggema dalam hatinya. Berkat hati nurani dikenallah secara ajaib hukum, yang dilaksanakan dalam cinta kasih terhadap Allah dan terhadap sesama. Atas kesetiaan terhadap hati nurani, umat Kristiani bergabung dengan sesama lainnya untuk mencari kebenaran, dan untuk dalam kebenaran itu memecahkan sekian banyak persoalan moral, yang timbul baik dalam hidup perorangan maupun dalam kehidupan kemasyarakatan.” c. Setelah mendalami kutipan-kutipan di atas, coba rumuskan bersama dalam kelompok beberapa hal penting berikut • Apa suara hati itu menurut kutipan-kutipan di atas? • Bagaimana cara kerja suara hati? • Apa hubungan suara hati dengan Allah? dan apa konsekuensinya? • Apa hubungan suara hati dengan Roh Kudus? • Apa hubungan suara hati dengan kasih kepada sesama? • Apa fungsi suara hati berkaitan dengan persoalan dalam masyarakat? • Tunjukkan berbagai kasus di dalam masyarakatmu atau dalam negara kita yang menunjukkan bahwa banyak orang yang sudah tumpul suara hatinya jelaskan juga dampaknya bagi masyarakat maupun bangsa kita jelaskan pula dampaknya bagi generasi muda d. Sejauh perlu, setelah presentasi dari tiap kelompok, guru dapat menyampaikan beberapa gagasan berikut • Hati nurani sendiri dapat diartikan secara luas dan secara sempit. Arti luas Dalam arti luas hati nurani berarti kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia. Keinsyafan akan adanya kewajiban. Arti sempit Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral di atas dalam situasi konkret seperti yang dialami Boy dalam kisah tadi. Suara hati yang menilai suatu tindakan manusia benar atau salah, baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. • Suara hati adalah suara Allah, maka melawan suara hati berarti melawan Allah. Agar kita setia pada kehendak Allah kita perlu bersatu dengan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatannya • Kerja suara hati dapat ditinjau dari berbagai segi Segi waktu 1. Hati nurani dapat berperanan sebelum suatu tindakan dibuat. Biasanya, hati nurani akan menyuruh kalau perbuatan itu baik dan melarang kalau perbuatan itu buruk. 2. Hati nurani dapat berperan pada saat suatu tindakan dilakukan. Ia akan terus menyuruh jika perbuatan itu baik dan melarang jika perbuatan itu buruk atau jahat. 62 Buku Guru Kelas X SMASMK 3. Hati nurani dapat berperan sesudah suatu tindakan dibuat. Hati nurani akan “memuji” jika perbuatan itu baik dan hati nurani akan membuat kita gelisah atau menyesal jika perbuatan itu buruk atau jahat. Segi benar-tidaknya 1. Hati nurani benar, jika kata hati kita cocok dengan norma objektif. 2. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyebutkan contoh, misalnya menolong orang yang sedang mengalami musibah. 3. Hati nurani keliru, jika kata hati kita tidak cocok dengan norma objektif Segi pasti-tidaknya 1. Hati nurani yang pasti, artinya, secara moral dapat dipastikan bahwa hati nurani tidak keliru. 2. Hati nurani yang bimbang, artinya, masih ada keraguan. • Penyebab tumpulnya suara hati berikut ini 1. Orang yang bersangkutan tidak biasa menghiraukan hati nuraninya. 2. Orang yang selalu bersifat ragu-ragu atau bingung. 3. Pandangan masyarakat yang keliru. Misalnya riba dianggap biasa 4. Pengaruh pendidikan dalam lingkungan keluarga atau lingkungan lainnya. 5. Pengaruh propaganda, mass media dan arus massa. 6. Cara kerja suara hati, antara lain • Sebelum bertindak, ia berfungsi sebagai petunjuk indeks, yang mengingatkan pengetahuan kita bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Sesungguhnya kesadaran moral semacam ini sudah dimiliki setiap orang dewasa. • Pada saat-saat menjelang bertindak, ia bertindak sebagai hakim iudeks, yang menyuruh kita melakukan yang baik dan melarangmenghindari yang jahat. Selama perbuatan itu belum selesai, suara hati akan bekerja terus antara menyuruh melakukan yang baik dan melarang melakukan yang jahat. • Sesudah tindakan selesai dilakukan, ia berfungsi memberikan vonis vindeks, yang akan menyatakan apakah perbuatan kita itu tepat atau tidak tepat. Bila yang kita lakukan itu benar, ia akan memberikan pujian sehingga kita merasakan ketenangan, tetapi bila yang kita lakukan itu yang jahat dan salah maka ia akan memberikan hukuman, yang membuat kita merasa bersalah dan tidak tenang, merasa dikejar-kejar kesalahan, dan sebagainya. 7. Lewat hati nuraninya yang bersih, setiap orang dipanggil untuk bekerjasama memecahkan persoalan-persoalan dalam masyarakat, sehingga persoalan-persoalan dalam masyarakat seharusnya 63 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dipecahkan pertama-tama melalui dialog yang dilandasi hati nurani, karena hati nurani adalah suara Allah. Jangan langsung didekati secara agama masing-masing atau melalui hukum. Contoh ketika menangkap orang yang mencuri pisang hanya beberapa biji, menurut hukum wajib dikenai hukuman. Tetapi bisa jadi bila didekati secara nurani, akan muncul belas kasihan sehingga pencuri itu diampuni. Contoh lain bila ada pasangan muda-mudi berbeda agama mau menikah, menurut hukum Perkawinan Negara dilarang, tetapi bila menuruti hati nurani mungkin orang akan berpikir mengapa cinta harus dibatasi dengan peraturan? 8. Suara hati dapat dibina dengan cara Mengikuti suara hati dalam segala hal • Seseorang yang selalu berbuat sesuai dengan hati nuraninya, hati nurani akan semakin terang dan berwibawa. • Seseorang yang selalu mengikuti dorongan suara hati, keyakinannya akan menjadi sehat dan kuat. Dipercayai orang lain, karena memiliki hati yang murni dan mesra dengan Allah. “Berbahagialah orang yang murni hatinya, karena mereka akan memandang Allah.” Mat 5 8. Mencari keterangan pada sumber yang baik • Dengan membaca Kitab Suci, Dokumen-Dokumen Gereja, dan buku-buku lain yang bermutu. • Dengan bertanya kepada orang yang punya pengetahuan pengalaman dan dapat dipercaya • Ikut dalam kegiatan rohani, misalnya rekoleksi, retret, dsb. • Koreksi diri atau introspeksi • Koreksi atas diri sangat penting untuk dapat selalu mengarahkan hidup kita. Menjaga kemurnian hati • Menjaga kemurnian hati terwujud dengan melepaskan emosi dan nafsu, serta tanpa pamrih, yang nampak dalam tiga hal a. Maksud yang lurus recta intentio ia konsisten dengan apa yang direncanakan, tanpa dibelokkan ke kiri atau ke kanan. b. Pengaturan emosi ordinario afectum ia tidak menentukan keputusan secara emosional. c. Pemurnian hati puriication cordis tidak ada kepentingan pribadi atau maksud-maksud tertentu di balik keputusan yang diambil. • Hal ini dapat dilatih dengan penelitian batin, seperti mereleksikan rangkaian kata dan tindakan sepanjang hari itu, berdoa sebelum melakukan aktivitas, dan lain-lain. 64 Buku Guru Kelas X SMASMK Langkah Ketiga Menghayati Suara Hati Sebagai Pedoman dalam Mengambil Keputusan. a. Guru mengajak peserta didik membaca dan merenungkan uraian berikut dalam suasana hening Suara hati adalah tempat di mana Allah membisikkan apa yang boleh kita lakukan dan apa yang tidak boleh kita lakukan. Maka, menaati suara hati sama artinya menaati Allah sendiri. Ketaatan kepada suara hati atau ketaatan kepada Allah itu perlu dilatihkan mulai dari hal-hal kecil. Banyak orang tahu bahwa berbohong itu tidak baik tetapi banyak orang terbiasa melakukannya. Kalau kebiasaan itu tidak dikikis sejak awal, maka kebiasaan tersebut akan terbawa seumur hidup. Bahkan awalnya berbohong kecil-kecilan bisa menjadi bohong besar dan penipuan. Resapkanlah cerita berikut “Kios Suara Hati” Beberapa waktu yang lalu pernah muncul sebuah kisah menarik yang ditayangkan dalam berita televisi di Taiwan. Di pegunungan Alishan ada sebuah tempat yang bernama Rueili. Seutas jalan yang menghubungkan Chiay dan Alishan melewati daerah ini. Di pinggir jalan ada sebuah tempat penjualan sayur-sayuran segar, sayuran yang tumbuh dan mendapat pupuk organik alamiah tanpa bahan- bahan kimia yang dewasa ini disinyalir oleh dunia medis sebagai unsur yang bisa mendatangkan kanker. Di samping sayur mayur, ada juga buah-buahan segar dijajar dalam kios kecil itu. Namun anehnya, kios itu terbuka selama 24 jam sehari dan tak pernah ditutup. Lebih aneh lagi, tak ada seorangpun yang duduk di sana melayani para pembeli. Datar harga per kilogram dari masing-masing barang tertulis jelas. Sebuah alat timbang terletak di atas meja. Sebuah tong yang dibuat dari kayu ditinggalkan di salah satu sudut. Dalam tong kayu ini terdapat lembaran uang kertas serta uang logam yang dimasukan oleh para pembeli. Di luar kios tersebut tertulis dalam huruf Cina; “Kios Suara Hati.” Seorang ibu tua, penduduk asli di daerah pegunungan Alishan, ketika ditanya oleh wartawan TV berkata; “Lewat kios kecil ini saya ingin mendidik setiap orang untuk menghormati suara hati masing-masing. Di sini tak ada orang yang menjaga. Namun saya yakin, suara hati setiap orang akan meneguhkan atau mengadili bila ia berbuat sesuatu. http Santo Paulus, ketika ditangkap dan dijebloskan ke penjara, di depan umum dengan bangga dan berani berkata “Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah.” 65 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kis 231 lebih lanjut dia mengatakan “Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia”. Kis 2416 Pikirkanlah, kebiasaan apa saja yang ingin kalian tinggalkan agar suara hatimu tetap suci murni. Katakan hal itu di depan Tuhan, serta memohon kekuatan darinya untuk mampu meninggalkan kebiasaan buruk itu. b. Guru memberi kesempatan peserta didik membuat motto yang mengungkapkan keinginannya untuk bertindak sesuai hati nurani yang benar, misalnya “Mencontek adalah Perbuatan Tercela Menumpulkan Suara Hati”. Doa Penutup Guru mengajak peserta didik untuk mendaraskan bersama Mazmur berikut ini secara bergantian 1 TUHAN itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar. Ia duduk di atas kerub- kerub, maka bumi goyang. 2 TUHAN itu Maha Besar di Sion, dan Ia tinggi mengatasi segala bangsa. 3 Biarlah mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu yang besar dan dahsyat; Kuduslah Ia 4 Raja yang kuat, yang mencintai hukum, Engkaulah yang menegakkan kebenaran; hukum dan keadilan di antara keturunan Yakub, Engkaulah yang melakukannya. 5 Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya Kuduslah Ia 6 Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang- orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab mereka. 7 Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya dan ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka. 8 TUHAN, Allah kami, Engkau telah menjawab mereka, Engkau Allah yang mengampuni bagi mereka, tetapi yang membalas perbuatan-perbuatan mereka. 9 Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita Kemuliaan kepada Allah Bapa dan Putera dan Roh Kudus, Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala masa. Amin. 66 Buku Guru Kelas X SMASMK B. Bersikap Kritis dan Bertanggung Jawab Terhadap Pengaruh Media Massa Kompetensi Dasar Memahami sikap kritis dan bertanggung-jawab terhadap pengaruh mass media, ideologi dan gaya hidup yang berkembang. Bersikap kritis dan bertanggung-jawab terhadap pengaruh mass media, ideologi dan gaya hidup yang berkembang Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendalami kasus tentang remaja korban media, media masa, berbagai jenis media dan pengaruhnya, peserta didik dapat menjelaskan dampak positif dan negatif media massa dalam kehidupan sehari-hari. 2. Setelah mendalami ajaran Gereja Intermeriica, Art. 9 10 dan Kitab Suci Mrk 223-38 peserta didik dapat bersikap kritis terhadap media massa. 3. Setelah mendalami proses tentang perlunya bersikap kritis terhadap media massa, peserta didik dapat membuat releksi dan menuliskan motto hidupnya berkaitan dengan pengaruh media massa. Indikator 1. Menjelaskan dampak positif serta negatif dari penggunaan alat teknologi informasi pada era digital saat ini. 2. Merumuskan pandangan Gereja tentang media massa berdasarkan Dekrit Konsili Vatikan II tentang Komunikasi sosial Intermeriica, Art. 9 10. 3. Menyebutkan contoh sikap kritis terhadap media massa. 4. Merumuskan pesan teks Mrk 223-38 dalam kaitannya dengan sikap kristis Yesus terhadap Hukum Taurat dan hari Sabat. 5. Menuliskan releksi tentang bersikap kritis dan bertanggung jawab serta bijak terhadap pengaruh media massa. 6. Menulis motto hidup berkaitan dengan pengaruh media massa pada era digital saat ini, misalnya “No Signal, Life Go On” Bahan Kajian 1. Pengertian Media 2. Dampak Positif Serta Negatif Dari Penggunaan Alat Teknologi Informasi Pada Pada Era Digital Saat Ini. 3. Pandangan Gereja Tentang Media Massa Berdasarkan Dekrit Konsili Vatikan II Tentang Komunikasi Sosial Intermeriica, Art. 9 10. 4. Contoh Sikap Kritis Terhadap Media Massa. 5. Sikap Kritis Yesus Terhadap Hukum Taurat Dan Hari Sabat. 67 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pendekatan Pendekatan Kateketis dan Pendekatan Saintiik. Metode Pembelajaran 1. Dialog Partisipatif 2. Diskusi 3. Penugasan 4. Studi Pustaka 5. Releksi Sumber Belajar 1. Pengalaman hidup peserta didik 2. Kitab Suci Markus 2 23 – 28 3. Majalah Hidup No. 21 Tahun ke-60 21 Mei 2006 4. Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMAK Kelas X. YogyakartaKanisius, 2008. 5. Kristianto. Yoseph, dkk. 2010. Menjadi Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk SMAK Kelas X. YogyakartaKanisius 6. Dokumen Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes, artikel 16. 7. Konferensi Wali Gereja Indonesia, Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 1995. 8. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, 9. http Pemikiran Dasar Media komunikasi dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sebagai dampaknya, informasi yang masuk ke dalam kehidupan sehari-hari tidak terbendung. Persoalannya, informasi itu ada yang bersifat membangun, tetapi ada juga yang bersifat merugikan. Pada umumnya remaja bersifat polos dalam mengadopsi kehadiran media. Mereka menelan begitu saja apa yang disediakan dan tidak mencernanya. Sehubungan dengan itu remaja perlu mendapatkan bimbingan supaya mereka dapat bersikap kritis dalam memilih media dan mampu mengolahnya menjadi nutrisi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Kita dituntut untuk bersikap kritis atas segala tawaran yang ada dan informasi yang kita peroleh. Bersikap kritis tidak berarti menolak mentah- mentah tentang media, melainkan kita mencoba menyaringnya dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang kita pilih dan kita percaya. Sikap kritis mengandaikan kedewasaan berpikir, mampu mempertimbangkan baik-buruk sesuatu hal, selektif dan mampu membuat skala prioritas dalam menentukan pilihan-pilihan hidup. Dengan demikian, kita akan dapat menempatkan media massa pada tempat yang semestinya bagi perkembangan diri kita.
Ketikaini terjadi berarti Anda sedang merajut hubungan dengan orang yang salah, orang yang ternyata tidak mencerminkan sosok yang Anda idam-idamkan selama ini ( Tanda-Tanda Anda Berhubungan dengan Orang yang Salah, halaman 15-16). Penting direnungi bersama, bahwa dalam menjalin hubungan dengan orang lain, jangan sampai kita salah
Apa kasih sejati yang menyentuh setiap hati itu? Mengapa kalimat sederhana “Saya mengasihimu” mengingatkan sukacita yang bersifat universal? Orang memberikan berbagai alasan, namun alasan sebenarnya adalah bahwa setiap orang yang datang ke dunia adalah putra dan putri Allah. Karena semua kasih berasal dari Allah, kita dilahirkan dengan kemampuan dan keinginan untuk mengasihi dan dikasihi. Salah satu hubungan terkuat yang kita miliki dengan kehidupan prafana kita adalah betapa besar Bapa Kita dan Yesus Kristus mengasihi kita dan betapa besar kita mengasihi Mereka. Meskipun tabir menutupi ingatan kita, kapan pun kita merasakan kasih sejati, hal itu membangkitkan kerinduan yang tidak dapat dipungkiri. Menanggapi kasih sejati adalah bagian dari keberadaan kita. Kita secara alami menginginkan untuk menghubungkan kembali, di sini, kasih yang kita rasakan di sana. Hanya ketika kita merasakan kasih Allah dan mengisi hati kita dengan kasih-Nya kita dapat sungguh-sungguh berbahagia. Kasih Allah memenuhi seluruh bumi; oleh karenanya, tidak ada kekurangan kasih di alam semesta ini, hanya dalam kesediaan kita untuk melakukan apa yang diperlukan untuk merasakannya. Untuk melakukan ini, Yesus menjelaskan bahwa kita harus “[meng]asihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu … jiwamu … kekuatanmu … akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” Lukas 1027. Semakin kita mematuhi Allah semakin kita berkeinginan untuk menolong sesama. Semakin kita menolong sesama semakin kita mengasihi Allah, begitu seterusnya. Sebaliknya, semakin kita tidak mematuhi Allah dan semakin kita egois, semakin sedikitlah kasih yang kita rasakan. Berusaha memperoleh kasih yang bertahan selamanya tanpa mematuhi perintah Allah adalah seperti berusaha memuaskan dahaga dengan minum dari gelas yang kosong—Anda dapat melakukan tindakan itu, namun Anda akan tetap dahaga. Demikian juga, berusaha menemukan kasih tanpa menolong dan berkurban bagi sesama adalah seperti berusaha hidup tanpa makan—itu bertentangan dengan hukum alam dan tidak dapat berhasil. Kita tidak dapat memalsukan kasih. Kasih harus menjadi bagian dari kita. Nabi Mormon menjelaskan “Kasih yang murni adalah kasih suci Kristus dan kasih itu bertahan untuk selamanya; dan barangsiapa kedapatan memiliki kasih itu pada hari terakhir, ia akan selamat. Oleh karena itu, saudara-saudaraku yang kukasihi, berdoalah kepada Bapa dengan segala kekuatan hati, supaya kamu boleh dipenuhi dengan kasih ini” Moroni 746–47. Allah berkeinginan untuk menolong kita merasakan kasih-Nya—di mana pun kita berada. Izinkanlah saya memberi sebuah contoh. Sebagai misionaris muda, saya ditugaskan ke sebuah pulau kecil yang berpenduduk sekitar 700 jiwa di pedalaman Pasifik Selatan. Bagi saya panasnya sungguh menyengat, nyamuknya banyak sekali, dan lumpur di mana-mana, bahasanya mustahil untuk dipelajari, dan makanannya—“berbeda.” Setelah beberapa bulan, pulau kami dilanda badai hebat. Kerusakan yang ditimbulkan sangatlah besar. Hasil panen hancur, kehidupan lenyap, rumah-rumah rubuh, serta stasiun telekomunikasi—satu-satunya hubungan kami ke dunia luar—rusak. Sebuah kapal kecil milik pemerintah biasanya datang setiap satu atau dua bulan, jadi dengan hemat kami menggunakan cadangan makanan yang kami miliki untuk empat atau lima minggu berikutnya, dengan harapan kapal itu akan datang. Namun tidak satu pun kapal yang datang. Setiap hari kami menjadi semakin lemah. Masih ada tindakan kebaikan, namun ketika minggu keenam dan ketujuh berlalu dengan sangat minimnya makanan, kekuatan kami benar-benar lenyap. Rekan saya, Feki, penduduk asli di situ, menolong saya semampu dia, namun ketika minggu kedelapan tiba, saya tidak memiliki tenaga sama sekali. Saya hanya duduk di bawah pohon yang rindang. Saya berdoa dan membaca tulisan suci serta meluangkan banyak waktu merenungkan hal-hal yang bersifat kekal. Minggu kesembilan tiba dengan sedikit perubahan jasmani. Namun, ada berubahan besar di dalam batin. Saya merasakan kasih Tuhan lebih dalam dibanding sebelumnya dan untuk pertama kalinya belajar bahwa kasih-Nya adalah “hal yang paling patut diinginkan melebihi segala hal. … Ya, dan yang paling menyenangkan jiwa” 1 Nefi 1122–23. Saat itu saya kelihatan kurus kering. Saya ingat menyaksikan, dengan kekhidmatan yang dalam, hati saya berdegup, paru-paru saya berdetak, dan berpikir betapa luar biasanya tubuh yang telah Tuhan ciptakan untuk menampung roh kita yang sama luar biasanya! Pemikiran akan suatu persatuan yang permanen dari kedua unsur itu, yang menjadi mungkin melalui kasih Juruselamat, kurban penebusan, serta Kebangkitan, sedemikian mengilhami dan memuaskan sehingga ketidaknyamanan fisik apa pun sirna dan terlupakan. Ketika kita memahami siapa Allah, siapa kita, betapa Dia mengasihi kita, dan apa rencana-Nya bagi kita, rasa takut sirna. Ketika kita mendapat sekelumit gambaran akan kebenaran-kebenaran ini, kecemasan kita terhadap hal-hal yang bersifat duniawi lenyap. Untuk memikirkan kita sebenarnya mempercayai kebohongan-kebohongan Setan bahwa kekuasaan, kemasyhuran, atau kemakmuran duniawi penting, benar-benar menggelikan—atau justru sebaliknya akan sangat menyedihkan. Saya belajar bahwa sama seperti roket yang mengatasi kekuatan gravitasi untuk melaju cepat menuju ruang angkasa, demikian juga kita harus mengatasi tarikan dunia untuk melaju menuju kenyataan-kenyataan akan pemahaman serta kasih. Saya menyadari kehidupan fana saya mungkin akan berakhir di pulau kecil itu, namun tidak ada kepanikan. Saya tahu kehidupan akan terus berlanjut, baik di sini maupun di sana, itu tidaklah menjadi masalah. Yang sangat berarti adalah berapa banyak kasih yang saya miliki di dalam hati saya. Saya tahu saya memerlukannya lebih banyak lagi! Saya tahu bahwa kebahagiaan kita sekarang dan selamanya tidak dapat tak terikat pada kemampuan kita untuk mengasihi. Ketika pikiran-pikiran itu mengisi dan mengangkat jiwa saya, perlahan-lahan saya menyadari akan suara-suara yang menyenangkan. Mata rekan saya berbinar saat dia mengatakan, “Kolipoki, ada kapal datang, dan penuh dengan makanan. Kita selamat! Apakah kamu tidak senang?” Saya tidak yakin. Tetapi karena kapal itu telah tiba, pastilah itu jawaban dari Allah, jadi memang, saya bahagia. Feki memberi saya makanan seraya mengatakan, “Ini, makanlah.” Saya ragu-ragu. Saya melihat makanan itu. Saya menatap Feki. Saya memandang ke langit dan menutup mata saya. Saya merasakan sesuatu yang sangat dalam. Saya bersyukur kehidupan saya di sini akan berlanjut terus seperti sebelumnya, namun ada perasaan pedih—rasa penangguhan yang lembut, seperti saat gelap menutupi indahnya warna-warni cakrawala senja dan Anda menyadari harus menunggu malam berikutnya untuk menikmati keindahan seperti itu lagi. Saya tidak yakin ingin membuka mata saya, namun saya menyadari bahwa kasih Allah telah mengubah segalanya. Panas, lumpur, nyamuk, orang-orang, bahasa, makanan bukanlah tantangan lagi. Mereka yang telah berusaha menyakiti saya tidak lagi menjadi musuh saya. Setiap orang adalah saudara saya. Dipenuhi dengan kasih Allah merupakan hal yang paling menggembirakan dari segalanya dan itu sepadan dengan setiap usaha yang diperlukan. Saya berterima kasih kepada Allah untuk waktu yang terpilih ini dan banyaknya pengingat akan kasih-Nya—matahari, bulan, bintang, bumi, kelahiran anak, senyuman teman. Saya berterima kasih kepada-Nya untuk tulisan suci, kesempatan istimewa untuk berdoa, dan untuk pengingat yang menakjubkan akan kasih-Nya itu—sakramen. Saya belajar bahwa ketika kita menyanyikan nyanyian rohani sakramen dengan maksud yang sungguh-sungguh, seperti “Betapa bijak Pengasih!” atau “Tuhan benar mengasihi dan haruslah kita” akan membesarkan hati kita dengan kasih dan rasa syukur lihat “Betapa Bijak Pengasih,” Nyanyian Rohani, no. 81; “Ada Bukit yang Sangat Jauh,” Nyanyian Rohani, no. 83. Ketika kita dengan tulus mendengarkan doa sakramen, ungkapan seperti “selalu mengingat Dia,” “mematuhi perintah-perintah-Nya,” “agar roh-Nya selalu menyertai mereka” akan memenuhi hati kita dengan keinginan yang besar untuk menjadi orang-orang yang lebih baik A&P 2077, 79. Kemudian ketika kita dengan hati yang patah dan jiwa yang penuh sesal mengambil roti dan air, saya tahu kita dapat merasakan serta bahkan mendengarkan kata-kata yang paling luar biasa itu “Saya mengasihimu. Saya mengasihimu.” Saya mengira saya tidak dapat melupakan perasaan-perasaan ini, namun daya tarik dunia sangatlah kuat dan kita cenderung jatuh. Namun Allah terus mengasihi kita. Beberapa bulan setelah saya memperoleh kekuatan kembali, kami diserang badai lain yang sangat hebat, namun kali ini saya berada di laut. Ombak tersebut menjadi sedemikian hebat sehingga menggulingkan kapal kecil kami, dan melemparkan kami bertiga ke tengah lautan yang sedang mengamuk. Ketika saya mendapati diri saya terombang-ambing di tengah lautan, saya heran, takut, dan agak sedih. “Mengapa ini terjadi?” pikir saya. “Saya seorang misionaris. Di mana perlindungan untuk saya? Misionaris tidak seharusnya berenang.” Namun jika saya ingin hidup saya harus berenang. Setiap kali saya menggerutu saya mendapati diri saya tenggelam, jadi saya tidak lagi menggerutu. Segala sesuatu akan tetap seperti itu, dan menggerutu tidak akan menolong. Saya membutuhkan setiap tenaga untuk menjaga kepala saya agar tetap berada di atas air dan berenang ke tepian pantai. Karena pernah mendapat piagam di Pramuka, saya cukup percaya diri untuk berenang, namun berulang kali angin dan ombak membuat saya kelelahan. Saya tidak pernah berhenti berusaha, namun ada waktunya ketika otot-otot saya tidak lagi dapat bergerak. Saya berdoa di dalam hati, namun masih saja saya tenggelam. Ketika saya akan tenggelam mungkin untuk ter-akhir kalinya, Tuhan mengilhamkan ke dalam pikiran serta hati saya suatu perasaan kasih yang dalam bagi orang yang sangat istimewa. Seolah-olah saya dapat melihat dan mendengarnya. Walaupun dia jauh dari saya, kasih itu melewati jarak yang jauh, serta menembus ruang dan waktu, menyelamatkan saya dari kedalaman lautan—mengangkat saya dari kepedihan dan kematian serta membawa saya ke terang dan kehidupan serta harapan. Dengan tenaga yang muncul tiba-tiba, saya berenang ke tepian, di mana saya menemukan teman-teman sekapal saya. Jangan lagi meremehkan kekuatan kasih sejati, karena kasih itu tidak mengenal rintangan. Apabila dipenuhi dengan kasih Allah, kita dapat melakukan dan melihat serta memahami hal-hal yang sebaliknya tidak dapat kita lakukan atau pahami. Dengan dipenuhi kasih-Nya, kita dapat menahan rasa sakit, mengurangi ketakutan, mengampuni dengan bebas, menghindari pertentangan, memperbarui kekuatan, serta memberkati dan menolong sesama dengan cara-cara yang mengagumkan bahkan kepada diri kita sendiri. Yesus Kristus penuh dengan kasih yang tak terhingga sewaktu Dia menahan kepedihan, kelaliman, dan ketidakadilan yang tak tertanggungkan bagi kita. Melalui kasih-Nya bagi kita, Dia bangkit mengatasi semua hal yang merupakan rintangan yang tak mungkin dikalahkan. Kasih-Nya tidak mengenal rintangan. Dia mengundang kita untuk mengikuti-Nya dan mengambil bagian dari kasih-Nya yang tak terbatas, agar kita juga, dapat bangkit mengatasi kepedihan dan kelaliman serta ketidakadilan dari dunia ini dan menolong, mengampuni, serta memberkati. Saya tahu Dia hidup, saya tahu Dia mengasihi kita. Saya tahu kita dapat merasakan kasih-Nya di sini dan saat ini. Saya tahu suara-Nya adalah suara yang halus dengan kelembutan sempurna, yang menembus sampai ke jiwa yang terdalam. Saya tahu Dia tersenyum dan penuh dengan belas kasihan serta kasih. Saya tahu Dia penuh dengan kelembutan, kebaikan hati, belas kasih, dan hasrat untuk menolong. Saya mengasihi Dia dengan sepenuh hati saya. Saya bersaksi bahwa bila kita siap, kasih murni-Nya bergerak langsung melintasi ruang dan waktu, menjangkau dan menyelamatkan kita, dari dosa, kepedihan, kematian atau dukacita dimana mungkin kita terjebak di dalamnya, dan membawa kita ke terang dan kehidupan serta kasih kekekalan. Dalam nama Yesus Kristus, amin.
ViewPRETEST RELASI ANTAR SESAMA HSC MISC at University of Notre Dame. N o Tipe Soal 1 PG Soal dan Jawaban Hukum kasih terbagi atas dua, yakni kasih kepada Tuhan dan kasih kepada
Sumber Gereja kristen Jawa JogloKata Alkitab / 6 February 2022 Lori Official Writer Yesus menempatkan kita di tengah persoalan dunia, fenomena ledakan pengungsi terjadi dan Tuhan memberi pilihan untuk mengambil tindakan; mengabaikan atau peduli. Yesus meminta setiap orang yang mengikuti Dia adalah orang-orang yang telah menghidupi 8 ajaran kasih Kasihilah Tuhan terlebih dahulu supaya bisa mengasihi hal-hal yang dikasihi TuhanMatius 22 17-18 berkata, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama”. Ya, mengasihi Allah berarti mencintai hal-hal yang dicintainya. Ulangan 10 18 memberitahu kita bahwa Allah memberikan keadilan bagi anak yatim dan janda, dan mencintai orang asing, memberinya makanan dan pakaian’.Yesus mengajak kita untuk mengasihi orang asing, dan inilah yang patut kita lakukan kepada mereka yang berbeda dengan kita. 2. Kasihilah sesamamu sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiriNasihat ini disampaikan Yesus dengan mengisahkan kebaikan seorang Samaria saat menolong seorang pria yang terkujur tak berdaya di tengah jalan Lukas 10 30-36. Yesus mengajarkan kita bahwa orang-orang di sekitar kita adalah sesama kita, bukan musuh. Jadi, berbuat baiklah kepada siapapun yang memerlukan pertolongan. 3. Perbuatlah kepada orang lain seperti apa yang ingin mereka perbuat kepadamuMatius 7 12 mengatakan bahwa apapun yang kita ingin orang lain lakukan untuk kita, lakukan jugalah kepada mereka. Yesus tidak mengatakan agar kita sengaja melakukan beberapa hal untuk orang lain demi mendapatkan perlakuan yang sama. Tetapi Yesus lebih menekankan agar kita melakukan sesuatu yang pantas kita lakukan kepada orang lain. 4. Jangan mengharapkan kenyamanan lebih daripada TuhanYesus mengajarkan kepada pengikut-Nya tentang posisi seorang hamba. Dalam Matius 20 24-25 dituliskan, “Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya”. Itulah yang diharapkan Yesus untuk kita lakukan di masa ini. Baca Juga 5. Tidak takutSetelah Yesus mengatakan agar kita tidak mengharapkan perlakuan yang lebih daripada Dia, kita diingatkan untuk tidak takut kepada orang-orang yang hanya mampu membunuh tubuh tetapi tidak bisa membunuh jiwa. Sebab takut akan Allah akan menyelamatkan tubuh dan jiwa dari neraka Matius 10 26-28. 6. Rela menyangkal diri dan memikul salibYesus memberi syarat kepada pengikutnya agar mau menyangkal diri dan memikul salib-Nya. Sebab barang siapa yang menyelamatkan nyawanya akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa kehilangan nyawa karena Yesus akan mendapatkannya Matius 11 24-26.Yesus memanggil kita untuk mati setiap hari demi orang lain. Tidak ada jaminan memiliki negara yang aman jika kita kehilangan nyawa kita karena mengasihi diri sendiri. 7. Kasihilah musuhmuHal ini penting untuk menjaga kita dari musuh. Kita tidak diminta memandang mereka yang berbeda bangsa, seperti pengungsi Suriah yang tinggal di negara-negara Eropa sebagai orang-orang yang berusaha untuk membunuh dan membinasakan. Sebab tindakan itu hanya dilakukan oleh ISIS. Meskipun seluruh dunia saat ini begitu membenci keberadaan ISIS, namun Yesus mengingatkan agar kita bijak Matius 5 43-48 dijelaskan tentang bagaimana kita harus mengasihi musuh kita dan lebih memilih untuk berdoa untuk keselamatan mereka. Kita hanya melakukan hal yang sia-sia apabila kita hanya membalas kebaikan dengan kebaikan. Oleh karena itu, kita harus meneladani Yesus yang telah menunjukkan kasih-Nya bagi kita orang berdosa. Kristus telah mati bagi kita untuk dapat diperdamaikan dengan Allah. 8. Berjalan di jalan TuhanJauhkahlah dirimu dari sikap mementingkan diri sendiri dan mengarah pada kepedulian kepada orang lain. Sama seperti Yesus yang telah meninggalkan tahta kerajaan-Nya demi menjadi serupa dengan manusia Filipi 2 4-8. Kerendahan hati diperlukan pengikut-pengikut Yesus untuk mampu mengerjakan pekerjaan Yesus di dunia, yakni menjadi hamba untuk melayani orang Anda mengaku sebagai pengikut Yesus yang sejati, milikilah 8 ajaran kasih di atas sebagai identitas dan gaya hidup umat Allah. Sehingga Anda menjadi teladan bagi orang-orang yang belum mengenal Yesus. Anda diberkati dengan konten-konten kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini. Yuk bergabung jadi mitra hari ini. SAYA MAU Sumber Halaman 1
UjK8No7. m7dd7e7vu8.pages.dev/408m7dd7e7vu8.pages.dev/170m7dd7e7vu8.pages.dev/90m7dd7e7vu8.pages.dev/556m7dd7e7vu8.pages.dev/402m7dd7e7vu8.pages.dev/471m7dd7e7vu8.pages.dev/273m7dd7e7vu8.pages.dev/391
apa hubungan suara hati dengan kasih kepada sesama